Nasib Guru? Mboh Piye! (Jawa)

Bermula saya membaca di sini. Jujur sampai saat ini saya enggan Update Status di Media Sosial yang banyak berkembang saat ini. Karena saya ingin memendam semua keluh kesah saya menjadi guru honorer saat ini. Sehari, Seminggu, Sebulan, Setahun, tidak terasa telah masuk tahun keenam saya mengajar sebagai guru honorer (baru sebentar memang, apakah enam tahun yang sebentar itu saya tidak butuh makan? fasilitas hidup yang cukup?. Iya sich ada yang honor hampir DeOo alias Pensiun baru dapet NIP). Siapa yang bisa bantu? Pemerintah? Yang mana? Sudahlah bro hari gini minta tolong doank, mana mungkin? Enak lho jadi guru honor, baju ga kotor, sepatu ga kalah dengan pejabat. Tapi sayang bro, makan susah. Ntah lah, harus saya mulai dari mana? Intinya semua ini tidak mencerminkan Guru. Mumet. Badan makin kurus, anak makin gede ga keurus.